Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahKementerianKesehatanKota CilegonNasionalPemerintahPendidikanSosial

Cilegon Darurat HIV/AIDS: 131 Kasus Baru Terungkap, Lelaki Seks Lelaki dan PSK Sulit Dideteksi

332
×

Cilegon Darurat HIV/AIDS: 131 Kasus Baru Terungkap, Lelaki Seks Lelaki dan PSK Sulit Dideteksi

Sebarkan artikel ini

CILEGON, RUBRIKBANTEN – Angka kasus baru HIV/AIDS di Kota Cilegon sepanjang tahun 2024 mengalami kenaikan signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mencatat sebanyak 131 kasus baru yang terdeteksi melalui pemeriksaan dan screening intensif di berbagai fasilitas kesehatan.

Dari jumlah tersebut, 66 penderita merupakan warga asli Cilegon, sementara 65 lainnya datang dari luar daerah. Yang mencengangkan, 110 penderita adalah laki-laki, dan hanya 21 perempuan. Mayoritas kasus terjadi pada usia produktif, yakni 26 kasus pada usia 20-24 tahun dan 89 kasus pada rentang usia 25-49 tahun. Sisanya tersebar mulai dari balita hingga usia lanjut.

Sugiono, Pengelola Program HIV Dinkes Cilegon, mengungkapkan fakta mengkhawatirkan bahwa mobilitas tinggi di kota industri ini menjadi magnet bagi para pendatang, khususnya pelaku Lelaki Seks Lelaki (LSL). Menurutnya, tren hubungan sesama jenis di kalangan pendatang terus meningkat dan menjadi faktor utama penyebaran HIV/AIDS di Cilegon.

“Penderita HIV/AIDS dari luar daerah didominasi oleh kelompok LSL. Sementara warga Cilegon lebih banyak berasal dari populasi umum,” beber Sugiono.

Baca juga:  Proyek Jembatan Tol Picu Banjir, Warga Metro Cilegon Teriak: Jangan Diam Saja

Ironisnya, fenomena LSL semakin sulit terdeteksi, karena sebagian dari mereka menjalani kehidupan ganda—berkeluarga, memiliki istri, namun tetap melakukan hubungan sesama jenis secara diam-diam.

Tak kalah rumit, pendataan terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK) juga mengalami hambatan besar. Pembubaran lokasi-lokasi prostitusi membuat mereka kini beroperasi secara “gerilya” melalui aplikasi online, dengan lokasi yang terus berpindah-pindah.

“Kami bukannya kehilangan jejak, tapi pergerakan mereka makin sulit dideteksi karena pola operasinya berubah,” jelas Sugiono.

Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Cilegon gencar melakukan screening gratis di seluruh puskesmas dan fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS juga digelar di sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat demi menekan angka penularan.

“Kami terus mengajak masyarakat untuk lebih peduli, rutin melakukan pemeriksaan, dan tidak takut mencari informasi yang benar terkait HIV/AIDS,” pungkas Sugiono. (*)

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten