SERANG, RUBRIKBANTEN – Penjabat (Pj) Gubernur Banten, A. Damenta, menegaskan langkah proaktif pemerintah dalam pengendalian inflasi di Provinsi Banten melalui Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) bersama pemerintah Kabupaten/Kota. Rakorda ini bertujuan untuk menyusun strategi konkret menekan inflasi yang tercatat sebesar 1,88 persen secara year on year (y-on-y) pada Desember 2024.
“Tadi, kami mendengarkan arahan Mendagri terkait pengendalian inflasi. Kami akan menindaklanjuti dengan Rakorda untuk memetakan kondisi dan permasalahan inflasi di setiap Kabupaten/Kota,” ujar A. Damenta setelah menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Pendopo Gubernur Banten, Senin (6/1/2025).
Dalam Rakorda tersebut, pemerintah akan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan berbagai pihak terkait untuk merancang langkah-langkah konkret. Fokus utamanya adalah mengoptimalkan potensi daerah, termasuk pemanfaatan lahan-lahan yang belum tergarap untuk menanam komoditas pangan strategis.
“Kita memiliki banyak lahan subur yang potensial. Ini akan menjadi fokus utama, dan akan kami dorong kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk memaksimalkannya,” jelas A. Damenta.
Selain itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, M. Lukman Hakim, mengungkapkan bahwa beberapa komoditas menjadi penyumbang utama inflasi y-on-y, di antaranya emas perhiasan (0,27 persen), kopi bubuk (0,22 persen), dan sigaret kretek mesin (SKM) (0,16 persen).
“Peningkatan harga emas menjadi penyumbang utama inflasi, sementara harga bahan pokok relatif stabil,” ungkapnya.
Langkah pemerintah provinsi ini diharapkan dapat menekan laju inflasi dengan lebih efektif, memperkuat ketahanan pangan daerah, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Banten.















