RUBRIKBANTEN — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menginjakkan kaki di Aceh untuk memastikan proses pemulihan pasca-bencana berlangsung cepat, tepat, dan menyentuh kebutuhan paling mendasar masyarakat. Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun kembali kehidupan warga Aceh yang terdampak bencana besar beberapa waktu lalu.
Presiden Prabowo menuturkan bahwa fokus utama pemerintah saat ini adalah memperbaiki bendungan dan jaringan irigasi yang menjadi nadi perekonomian para petani. “Infrastruktur irigasi adalah sumber kehidupan. Jika ini pulih, maka roda ekonomi rakyat akan kembali bergerak,” ujarnya.
Tak hanya persoalan infrastruktur, Presiden juga menyoroti beratnya beban yang kini dipikul para pelaku usaha kecil. Karena dampak bencana dikategorikan sebagai force majeure, pemerintah mengambil langkah luar biasa dengan menghapuskan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi warga terdampak. Kebijakan ini diharapkan mampu memberikan ruang bernapas bagi masyarakat untuk bangkit tanpa dihantui beban finansial.
Presiden Prabowo turut memastikan bahwa pasokan pangan di Aceh tetap aman. Stabilitas pangan menjadi prioritas untuk menjaga ketahanan masyarakat di tengah masa pemulihan. “Ketersediaan pangan harus terjamin, agar masyarakat bisa pulih bukan hanya secara fisik tetapi juga ekonomi,” tegasnya.
Dalam kunjungannya, Presiden juga menyempatkan diri memeriksa langsung dapur umum, termasuk proses penyediaan hingga penyajian makanan. Ia memastikan bahwa makanan yang diberikan memenuhi standar kelayakan serta kandungan gizi yang cukup bagi warga yang masih tinggal di lokasi pengungsian.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemulihan pasca-bencana tidak hanya sebatas pembangunan infrastruktur, tetapi juga membangun kembali rasa aman, harapan, dan kekuatan masyarakat Aceh.
“Pemulihan adalah proses mengembalikan martabat dan optimisme. Pemerintah hadir untuk memastikan masyarakat Aceh tidak berjalan sendiri,” tutupnya.















