Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BeritaDaerahKementerianKesehatanKota CilegonNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Cilegon Terapkan Manajemen Talenta ASN: Akhiri Nepotisme, Bangun Budaya Meritokrasi

231
×

Cilegon Terapkan Manajemen Talenta ASN: Akhiri Nepotisme, Bangun Budaya Meritokrasi

Sebarkan artikel ini

CILEGON, RUBRIKBANTEN – Untuk pertama kalinya sejak Kota Cilegon berdiri, Pemerintah Kota resmi menerapkan sistem manajemen talenta ASN sebagai upaya reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, dalam pemaparan resmi terkait implementasi kebijakan tersebut.

Fajar mengungkapkan, selama ini Cilegon belum memiliki manajemen talenta yang terstruktur. Namun kini Surat Keputusan (SK) pembentukan tim manajemen talenta telah ditandatangani, dan ia ditunjuk oleh Wali Kota sebagai ketua tim.

“Negara Singapura tidak punya penerbangan domestik, tetapi maskapai mereka menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Selain bisnis BUMN-nya yang kuat, kunci kemajuan Singapura adalah meritokrasi. Itu yang ingin kami terapkan di Cilegon,” ujar Fajar saat konferensi pers di Uji Kompetensi Wartawan pada Journalisme Boarding School di Cilegon, Jumat (5/12/2025).

Menurutnya, manajemen talenta dibangun sebagai upaya memutus praktik nepotisme serta memastikan pengisian jabatan dilakukan berdasarkan kemampuan dan kompetensi, bukan kedekatan atau kepentingan tertentu.

Tahapan pertama yang sedang dimatangkan adalah penyusunan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ). Melalui sistem ini, proses promosi hingga pengisian jabatan camat dan lurah akan mengacu pada syarat teknis dan pengalaman minimal, seperti pendidikan pemerintahan dan rekam jejak di kecamatan atau kelurahan.

Baca juga:  Cilegon Jadi Role Model Nasional, Pemprov Jateng dan BI "Ngaji" Teknologi Sampah Jadi Energi di Kota Baja

Fajar menjelaskan bahwa Cilegon akan mengadopsi sistem box grading atau Nine Box Matrix, metode pemetaan talenta yang banyak digunakan di sektor korporasi. Matriks tersebut membagi ASN ke dalam sembilan kotak, mulai dari potensi dasar hingga kategori champion.

“Orang yang baru masuk sistem tidak mungkin langsung berada di kotak tujuh. Untuk naik level, harus melalui diklat, assessment, hingga succession planning,” jelasnya.

Sistem ini juga menilai aspek kompetensi kultural ASN. Mereka yang tidak mengikuti tes dan pemenuhan standar kompetensi tidak dapat naik ke level berikutnya. Sementara ASN yang berada di box 7, 8, atau 9 akan menjadi prioritas dalam rotasi dan promosi jabatan karena telah memenuhi seluruh kualifikasi.

Fajar menegaskan bahwa perubahan budaya kerja adalah tujuan utama. Ia menyoroti masih banyak ASN yang tidak memiliki visi karir jangka panjang.

“Tidak boleh lagi ada yang menjawab ‘terserah pimpinan’ ketika ditanya ingin menjadi apa dalam 10 tahun. Kalau ingin jadi Sekda, kami berkewajiban menyiapkan kaderisasinya,” tegasnya.

Baca juga:  Berkedok Ritual, Dukun Cabul di Serang Setubuhi Korban Demi Janji Lunasi Utang

Dukungan penuh datang dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), yang memberikan fasilitasi asesmen secara gratis bagi ASN Cilegon. Tahap pertama akan diikuti 550 ASN dan tahap kedua 377 ASN, sehingga total 927 ASN akan dipetakan dalam sistem manajemen talenta.

Hingga saat ini, sekitar 80 ASN eselon III dinyatakan siap masuk sistem, dan pemetaan untuk eselon IV juga sudah berjalan. Fajar optimistis bahwa Cilegon mampu mengejar target penerapan manajemen talenta pada akhir tahun.

“ASN kita tidak terlalu banyak sehingga lebih mudah dipetakan. Kami ingin sistem ini berjalan dan menjadi budaya baru dalam pengembangan karir ASN di Kota Cilegon,” pungkasnya.

Dengan penerapan manajemen talenta ini, Pemkot Cilegon berharap dapat membangun birokrasi modern berbasis meritokrasi yang profesional, akuntabel, dan bebas dari praktik nepotisme.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten