CILEGON, RUBRIKBANTEN — Gelora Generasi Z Cilegon kembali mewarnai upaya pelestarian sejarah lokal. Melalui acara Ngababad Tanah Baja yang diprakarsai CJ Sipeung, tiga perwakilan Gen Cilegon tampil menggebrak dengan menyuarakan pentingnya merawat warisan perjuangan Ki Wasyid, salah satu pahlawan besar dalam sejarah Banten.
Tiga anak muda tersebut Kalipha Umara Aruma, Davyndra Pasha Satriatama, dan Muhammad Furqon menjadi representasi suara Gen Z yang hadir untuk meretas ketidakpedulian terhadap sejarah lokal. Diskusi semakin hidup dengan kehadiran K.H. Asep, tokoh keluarga dari Ki Wasyid, yang memberikan penuturan langsung mengenai perjuangan dan nilai-nilai kebangsaan yang ditinggalkan sang pahlawan.
Dalam bincang-bincang tersebut, para narasumber membedah perjalanan hidup Ki Wasyid, termasuk keteguhan hati, keberanian, dan pengabdian beliau terhadap rakyat. Nilai-nilai itulah yang dinilai masih relevan dan dibutuhkan oleh generasi muda hari ini.
Namun tantangannya besar. Para perwakilan Gen Cilegon menyoroti tingginya tingkat keapatisan anak muda terhadap sejarah lokal. Banyak di antara mereka yang lebih akrab dengan budaya digital global ketimbang kisah perjuangan daerahnya sendiri.
Kalipha Umara Aruma menekankan pentingnya menjembatani masa lalu dengan realita masa kini.
“Belajar dari Ki Wasyid bukan hanya mempelajari masa lalu, tetapi juga memahami nilai perjuangan yang bisa kita terapkan hari ini. Identitas daerah itu penting, dan sejarah adalah fondasinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Davyndra dan Furqon mendorong pemerintah dan lembaga pendidikan memberi ruang yang lebih besar bagi sejarah lokal dalam sistem pendidikan. Mereka mengusulkan penambahan materi sejarah daerah pada kurikulum sekolah agar generasi muda memiliki relasi emosional dan pengetahuan yang lebih kuat mengenai identitasnya.
Lebih jauh lagi, Gen Cilegon bahkan mendorong pembangunan museum khusus di kawasan Tugu Geger Cilegon, lokasi yang memiliki jejak historis penting dari perjuangan Ki Wasyid. Museum tersebut dinilai dapat menjadi pusat edukasi pelajar dan ruang pembelajaran publik agar warisan sejarah tidak hilang ditelan perkembangan zaman.
Acara Ngababad Tanah Baja ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda. Kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan lembaga pendidikan diyakini menjadi kunci menjaga warisan budaya lokal tetap hidup dan relevan untuk masa depan.















