CILEGON, RUBRIKBANTEN — Tumpukan sampah kembali menjadi pemandangan memprihatinkan di kawasan Pasar Kranggot, Kota Cilegon. Meski Tempat Penampungan Sementara (TPS) telah resmi dipindahkan ke Blok Relokasi atau Lahan Bongkar Muat, namun sisa-sisa aktivitas pasar masih menumpuk di titik lama hingga menggunung dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Tumpukan sampah yang berada di jalan dan dekat saluran irigasi menjadi sorotan masyarakat serta pedagang yang beraktivitas di pasar terbesar di Kota Cilegon itu.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Sabri, menegaskan bahwa penanganan sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat dan pedagang untuk mematuhi aturan pembuangan sampah yang telah ditetapkan.
“Untuk masalah sampah ini, kami berharap ada kesadaran dari masyarakat dan pedagang untuk membuang sampah di tempat yang sudah disediakan, yaitu di Blok Relokasi atau Lahan Bongkar Muat,” tegas Sabri.
Ia menambahkan, selama kesadaran itu belum tumbuh, maka sulit mewujudkan lingkungan pasar yang bersih dan nyaman.
“Sepanjang tidak ada kesadaran dari masyarakat, akan sulit menciptakan lingkungan yang nyaman. Jangan hanya protes, bantu juga pemerintah,” ujarnya.
DLH bersama petugas kebersihan mengaku telah bekerja maksimal setiap hari, namun volume sampah yang terus meningkat dan perilaku sebagian pedagang yang masih membuang sampah sembarangan menjadi tantangan utama.
Pemerintah Kota Cilegon berencana meningkatkan pengawasan, sekaligus menggencarkan sosialisasi agar Pasar Kranggot bisa kembali tertib dan bebas dari tumpukan sampah yang meresahkan.
