CILEGON, RUBRIKBANTEN – Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Rotasi Mutasi Pemkot Cilegon, Syaiful Bahri, menegaskan bahwa kebijakan rotasi dan mutasi pejabat di bawah kepemimpinan Wali Kota Robinsar Fajar tidak lagi berjalan dengan pola lama yang penuh subjektivitas.
Menurutnya, mekanisme rotasi-mutasi saat ini mengedepankan dasar saintifik, regulasi, serta profesionalitas. “Rotasi mutasi yang dilakukan oleh Wali Kota Robinsar menggunakan dasar saintifik. Artinya, berdasarkan rekomendasi pansel, regulasi, dan profesionalitas. Bukan karena like and dislike atau faktor politik. Ini yang harus digarisbawahi,” tegas Syaiful, Jumat (12/9/2025).
Ia mengungkapkan, selama ini proses rotasi dan mutasi pejabat di daerah kerap berjalan semaunya kepala daerah, tanpa ada pijakan yang objektif. Namun, di era Robinsar, seluruh tahapan dilakukan dengan sistem yang lebih terukur.
“Pejabat yang menduduki eselon II maupun eselon III dinilai melalui wawancara, rekam jejak, dan assessment oleh pansel. Jika tidak memenuhi standar, tentu ada catatan dan rekomendasi. Jadi ada dasar konstitusional dan ilmiahnya, bukan sekadar selera politik,” tambahnya.
Syaiful juga menegaskan bahwa meskipun keputusan akhir tetap berada di tangan wali kota, pansel memiliki peran vital dalam memberikan pertimbangan yang obyektif. “Hasil assessment pansel menjadi kendali dan bahan pertimbangan wali kota. Inilah bukti bahwa rotasi mutasi sekarang lebih transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Pemkot Cilegon diharapkan mampu menempatkan pejabat yang benar-benar kompeten dan sesuai dengan kebutuhan birokrasi, bukan sekadar karena kedekatan personal maupun kepentingan politik.
