CILEGON, RUBRIKBANTEN – Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam tengah menggeber Program Pembibitan Calon Dai Nasional (PCDN) untuk melahirkan dai muda multitalenta: piawai berdakwah, cakap membangun masyarakat, dan mahir keterampilan hidup.
Sebanyak 200 peserta lulusan strata satu (S1) dari berbagai daerah di Indonesia kini tengah digembleng dalam pelatihan intensif 10 hari. Lima hari pertama mereka jalani pembinaan di asrama, lalu lima hari berikutnya praktik langsung di lapangan.
Materi yang diberikan tak hanya seputar moderasi beragama dan manajemen dakwah, tetapi juga pemberdayaan masyarakat berbasis kewirausahaan. Dari membuat tahu, menjahit jersey, mengelola konveksi, membuka usaha roti, peternakan maggot, hingga bercocok tanam semua jadi bekal agar dai mampu menjawab tantangan zaman.
“Target kita bukan hanya menyebarkan dakwah, tapi juga memberdayakan masyarakat lewat ekonomi dan keterampilan hidup,” tegas Muhammad Fajar Laksana, pimpinan Ponpes Zikir Al-Fath, Kota Sukabumi, Rabu (13/8/2025) di Yayasan Mengetuk Pintu Langit, Jerang Permai, Cibeber, Kota Cilegon.
Dai Zaman Now: Ceramah, Konten Digital, dan Bela Diri
PCDN juga menyiapkan dai untuk mengabdi di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), termasuk pesisir Sukabumi dan beberapa titik di Banten. Di sana, mereka tidak hanya berdakwah, tapi juga membuka peluang usaha untuk warga.
Salah satu peserta, Kang Aden, mengajarkan teknik berdakwah lewat media sosial, menjadi event organizer, hingga merancang konten dakwah digital. Tak hanya itu, ia juga melatih pencak silat sebagai bentuk bela diri, meneladani para kiai terdahulu yang dikenal serba bisa.
“Dai sekarang harus punya skill lebih, bukan cuma ceramah, tapi juga bisa masuk ke berbagai lini kehidupan,” ujarnya.
Akhiri Program dengan Ziarah dan Aksi Nyata
Program juga dilengkapi dengan ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten, tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, sebagai pembelajaran sejarah dan spiritual.
Saat ini, 45 peserta tengah menjalani magang lapangan di tiga titik utama: Kota Sukabumi, pesisir selatan Jawa Barat, dan Provinsi Banten. Hasilnya nyata: 20 majelis dzikir terbentuk, pelatihan usaha mikro berjalan, dan komunitas warga mulai mandiri.
Dengan PCDN, Kemenag menyiapkan generasi dai masa depan yang berilmu, berdampak, dan relevan dengan perkembangan zaman – bukan hanya berceramah dari mimbar, tetapi juga hadir, bekerja, dan hidup bersama umat.















