CILEGON, RUBRIKBANTEN – Lima siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Cilegon sukses mengharumkan budaya Banten melalui penampilan memukau mereka dalam membawakan Tari Walijamaliha di ajang Workshop Budaye Cilegon Fest & International Folk Arts (BC-FIFA) yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon.
Tarian tradisional khas Banten ini menjadi representasi budaya lokal dalam kegiatan yang dihadiri delegasi dari empat negara: Rusia, Bulgaria, India, dan Korea Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Festival BC-FIFA yang berlangsung dari 6 hingga 11 Agustus 2025 dengan berbagai acara dan lokasi berbeda setiap harinya.
Tamara (22), pelatih tari yang membimbing kelima siswi SDN 2 Cilegon, menyampaikan kekagumannya terhadap semangat luar biasa dari anak-anak asuhnya meski menghadapi waktu latihan yang singkat.
“Sebelum latihan saya selalu beri motivasi dulu supaya mereka semangat. Apalagi ini acara besar ya, jadi mereka juga harus merasa bangga bisa tampil,” ujar Tamara.
Latihan intensif dilakukan setiap hari selama dua jam, pukul 11.00 hingga 13.00 WIB seusai jam sekolah.
“Latihannya cukup padat, tapi mereka tetap semangat karena sudah termotivasi dari awal. Daya ingat mereka juga luar biasa,” tambahnya.
Bukan hanya penari lokal, para tamu internasional juga turut menunjukkan kekayaan budaya masing-masing. Perwakilan dari India, Sehaj (22), mengungkapkan kekagumannya terhadap penampilan anak-anak Indonesia.
“So, we’re performing Bhangra, feeling so special. And it’s very good, very nice, we enjoy a lot. The students they performed very well,” ujarnya penuh antusias.
Tak hanya SDN 2 Cilegon, sekolah lain seperti SDIT Raudhatul Jannah juga turut memeriahkan acara. Istri Wakil Wali Kota Cilegon, Nur Kusuma Ngarasati, menyampaikan kebanggaannya atas talenta muda Kota Cilegon.
“Adik-adik kita sudah hebat, kuda-kudanya bagus, mereka sangat profesional. Kita tunjukkan ke dunia, anak-anak Cilegon bisa menjaga dan membanggakan budaya kita,” katanya.
Penampilan siswi SDN 2 Cilegon menjadi bukti bahwa generasi alpha bukan hanya akrab dengan teknologi, tetapi juga mampu menjadi penjaga dan pelestari budaya. Di tengah derasnya arus globalisasi, mereka tampil sebagai wajah masa depan Cilegon yang mencintai dan melestarikan warisan leluhur.















