CILEGON, RUBRIKBANTEN – Gerakan sosial berbasis kolaborasi kini bukan lagi sekadar kegiatan tahunan. Pada Kamis, 31 Juli 2025, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Cilegon menggandeng Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon dalam penyaluran santunan kepada 128 anak yatim di Aula Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol. Langkah ini menandai babak baru sinergi antar-lembaga dalam memperkuat jaring pengaman sosial di Kota Cilegon.
Kegiatan ini merupakan bagian dari distribusi bantuan BAZNAS yang menyasar seluruh kecamatan di Cilegon. Ketua BAZNAS Kota Cilegon, Bambang Widyatmoko, menjelaskan bahwa hingga saat ini, bantuan sudah menjangkau tujuh dari delapan kecamatan yang ada.
“Alhamdulillah, hari ini kita salurkan bantuan di titik ketujuh. Tinggal Ciwandan yang belum, ada enam kelurahan lagi,” ujar Bambang.
Setiap anak menerima santunan sebesar Rp500 ribu. Total dana yang telah digelontorkan mencapai Rp592 juta dari total alokasi Rp689 juta. Bantuan tersebut telah menyentuh 37 dari 43 kelurahan di Kota Cilegon.
Namun yang menjadi sorotan adalah kehadiran Kepala Kejaksaan Negeri Cilegon yang baru dilantik. Partisipasi aktif Kejari dalam kegiatan ini membawa angin segar terhadap upaya memperluas jangkauan kepedulian terhadap kelompok rentan, khususnya anak-anak yatim.
“Kita bersyukur Kejari baru juga ikut mendampingi. Ini menjadi sinyal baik bahwa perhatian pada anak-anak yatim bisa menjadi gerakan bersama, tidak hanya BAZNAS,” imbuh Bambang.
BAZNAS secara konsisten mendorong agar program seperti ini mendapat dukungan dari berbagai elemen, termasuk pemerintahan kelurahan dan kecamatan. Tujuannya tak lain adalah membangun rasa percaya diri anak-anak yatim agar tidak merasa terpinggirkan dalam kehidupan sosial.
“Mereka anak-anak kita. Jangan biarkan status yatim membuat mereka merasa terpinggirkan. Kita bangun solidaritas dan semangat gotong royong agar mereka tumbuh percaya diri,” tandasnya.
Dengan semangat kolaboratif yang kini terjalin antara BAZNAS dan Kejari Cilegon, program sosial ini tak lagi sekadar agenda seremonial. Ia telah bermetamorfosis menjadi strategi pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan di tingkat lokal. (Abdila/RB)















