CILEGON, RUBRIKBANTEN – Kejadian memutusnya pasokan listrik di Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon oleh pihak PLN menuai kecaman keras dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cilegon, Rahmat Hidayatullah. Menurutnya, tindakan tersebut sangat disayangkan, terutama karena Masjid Nurul Ikhlas sudah menjadi ikon kota yang sangat dihormati oleh masyarakat Cilegon.
Rahmat menyatakan, “Teman-teman HMI sangat menyayangkan sikap PLN yang telah memutus listrik di Masjid Agung. Kami juga menilai bahwa supervisor PLN yang memberikan pernyataan tidak sensitif terhadap situasi ini harus segera dipecat,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa hal ini bukan hanya sekadar masalah teknis, namun menyentuh hati masyarakat kota Cilegon yang merasa terhina.
Lebih lanjut, Rahmat juga mendorong Pemerintah Kota Cilegon untuk mengambil langkah tegas dengan mengambil alih pengelolaan Masjid Nurul Ikhlas. “Karena masjid ini dikelola oleh yayasan, kami dorong pemerintah untuk mengambil alih pengelolaan. Ini akan membuat pengelolaan menjadi lebih profesional dan nantinya dapat dianggarkan untuk operasional, perawatan, dan kebutuhan lainnya,” tambahnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini Masjid Nurul Ikhlas belum pernah mengajukan permohonan kepada pemerintah sejak 2019, yang menjadi bagian dari alasan mengapa masalah ini bisa terjadi. Rahmat menekankan bahwa masjid ini telah menjadi simbol keagamaan yang penting bagi masyarakat Cilegon, dan tidak seharusnya ada masalah teknis yang mengganggu pelayanan bagi umat.
“Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tapi sudah menjadi bagian dari identitas kota Cilegon. Harus ada perhatian lebih dari pemerintah agar kelancaran operasionalnya terjamin,” ujarnya. (Har/RB)















