CILEGON, RUBRIKBANTEN – Villa Ternak Cikerai tetap berkomitmen menjaga kualitas hewan kurban meski menghadapi tantangan besar, yakni mengalami kenaikan harga sapi melonjak akibat terbatasnya pasokan pasca wabah ternak dua tahun berturut-turut. Hal ini membuat para perusahaan hewan kurban berfokus pada pasokan dari Sumatera, khususnya Lampung, dan menghindari pengadaan dari Jawa Tengah serta Jawa Timur.
“Kami tidak ingin membebani konsumen, jadi harga jual kami tetap stabil meski biaya produksi naik,” ujar Iman Setiawan, owner Villa Ternak Cikerai.
Dengan efisiensi di kandang dan dukungan tim kesehatan yang lengkap termasuk dokter pribadi untuk pemeriksaan rutin, Villa Ternak memastikan kesehatan dan kualitas hewan tetap terjaga. “Kami punya proses vaksinasi ketat, screening, dan karantina untuk mencegah wabah,” tambah Iman.
Villa Ternak Cikerai melayani pelanggan dari Jabodetabek hingga Cilegon, dengan mayoritas pembeli berasal dari Dewan Kemakmuran Masjid (50%), perorangan (30%), dan pelaku usaha (20%).
Harga sapi ditawarkan mulai dari Rp16 juta hingga Rp70 juta tergantung bobot dan jenisnya. Sementara itu, domba tersedia mulai Rp2 juta hingga Rp7 juta.
“Kami ingin memudahkan masyarakat dalam berkurban, dengan pilihan hewan yang sehat dan harga yang bersahabat,” tutup Iman.















