CILEGON, RUBRIKBANTEN – Ribuan jama’ah dari berbagai penjuru Banten membanjiri acara Haul ke-4 KH Suhaemi bin Haji Ahmad Nahrawi di Masjid Jami’ Al-Furqon, Link. Palas, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, Senin (23/6/2025) malam. Gelaran akbar yang diselenggarakan keluarga besar Almarhum KH Suhaemi ini menjadi bukti nyata kuatnya magnet spiritual ulama karismatik tersebut.
Tak hanya dihadiri para santri, masyarakat, ustadz, dan kyai dari Kota Cilegon, acara ini juga diikuti ulama-ulama dari Kabupaten Serang, Pandeglang, serta para Qori Nasional dan Internasional. Turut hadir Walikota Cilegon, Robinsar, Kabag Kesra, Camat Cilegon, Camat Cibeber, hingga perwakilan DPRD Provinsi Banten.
“Hari ini kami keluarga besar KH Suhaemi Palas mengenang wafatnya ayah kami dengan Ataqoh Kubro dan mendo’akan beliau. Alhamdulillah sudah 4 tahun ribuan jama’ah terus datang. Kami ucapkan terima kasih dan semoga semua mendapat keberkahan,” ujar KH Ahmad Matin Suhaemi, putra Almarhum yang kini melanjutkan estafet dakwah sang ayah.
Kekompakan warga Link. Palas menjadi sorotan. Sejak H-1, warga dari RT 01, 02, 03, 16, 17, hingga RT 18 gotong-royong memasang lampu, karpet, menyiapkan lahan parkir, dan menyambut jama’ah dengan penuh takdzim.
“Ini bentuk penghormatan kami kepada Abah Yai Suhaemi. Kami ingin jama’ah fokus berdzikir dan berdo’a. Setiap tahun kami siap bantu acara haul ini,” ungkap Ketua RT 17, M. Dawud.
Dalam sambutannya, Walikota Robinsar menegaskan pentingnya acara keagamaan ini sebagai penyejuk spiritual warga sekaligus penguat ikatan batin masyarakat Cilegon.
“Haul ini bukan hanya doa untuk almarhum, tapi juga ikhtiar batin untuk keberkahan kota kita. Mari kita doakan Cilegon jadi kota baldatun toyyibatun warabbun ghofur,” katanya.
Robinsar juga mengajak jama’ah untuk bersama-sama menenangkan situasi di tengah sorotan media nasional yang belakangan menimpa Cilegon.
Pantauan di lokasi menunjukkan ribuan jama’ah duduk rapi hingga ke Jalan KH Abdul Latif yang telah dilapisi karpet. Hujan tak menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti dzikir, doa, dan lantunan ayat-ayat suci hingga acara usai.
Haul KH Suhaemi bukan sekadar acara tahunan, tetapi menjadi simbol kokohnya nilai keagamaan, persatuan warga, dan kekuatan spiritual yang terus hidup di tengah masyarakat.















