CILEGON, RUBRIKBANTEN — Sebuah pengakuan mengejutkan sekaligus menggugah datang dari Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni. Dalam sebuah podcast yang kini viral di media sosial, sosok yang selama ini dikenal sebagai pegiat pelestarian budaya itu secara blak-blakan mengungkap masa lalunya sebagai paranormal.
Dalam tayangan podcast berjudul “Masa Lalu Mistis Ketua Dewan Kebudayaan Terungkap”, Ayatullah mengisahkan perjalanannya menembus dunia spiritual sebelum akhirnya menjelma sebagai salah satu tokoh penting dalam panggung kebudayaan di Cilegon.
“Saya pernah jadi paranormal, iya. Itu bagian dari perjalanan hidup saya. Bukan sesuatu yang saya banggakan, tapi saya tidak menyesalinya juga,” ungkap Ayatullah dalam video berdurasi lebih dari satu jam itu.
Menurutnya, pengalaman sebagai paranormal bukan sekadar fase hidup, tapi pembelajaran yang mendalam tentang sisi batin manusia, kekosongan spiritual, dan kebutuhan masyarakat akan makna—yang kerap diisi oleh budaya dan tradisi lokal.
“Dari sana saya belajar tentang manusia, tentang kepercayaan, dan tentang kekosongan yang bisa diisi oleh budaya.”
Pernyataan ini sontak memicu reaksi publik. Banyak yang menyatakan terkejut, namun tak sedikit pula yang memuji keberaniannya membuka sisi masa lalu yang kerap dianggap tabu terlebih bagi seorang pejabat publik.
Di sisi lain, pengakuan ini justru memperkuat citra Ayatullah sebagai tokoh budaya yang tak hanya teoritis, melainkan juga pernah merasakan langsung denyut kehidupan masyarakat dari berbagai dimensi rasional maupun spiritual.
“Semua yang saya alami, termasuk jadi paranormal, justru menguatkan niat saya untuk menjaga kebudayaan. Karena di sana ada jiwa masyarakat. Dan kebudayaan kita, harus tetap hidup,” tegasnya.
Ayatullah dikenal sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan pelestarian narasi lokal, mitos, dan kearifan tradisional. Kini, dengan keterbukaannya tentang masa lalu, publik diajak untuk melihat kebudayaan bukan sekadar sebagai peninggalan, tetapi sebagai perjalanan batin dan pencarian makna yang hidup di tengah masyarakat.
