SERANG, RUBRIKBANTEN – Pemerintah Kota Serang menggelar rapat pemutakhiran dan sinkronisasi data penerima Bantuan Sosial (Bansos) dan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) di aula Dinas Sosial Kota Serang, Kamis (10/4). Langkah ini menjadi bukti nyata dari komitmen Wali Kota Serang, Budi Rustandi, untuk menyelesaikan persoalan sosial dengan turun langsung ke lapangan, bukan hanya dari balik meja kerja.
Rapat ini dihadiri oleh berbagai elemen penting, mulai dari Wakil Wali Kota, Ketua dan Komisi II DPRD Kota Serang, Kepala Dinas Sosial, para camat, lurah, forum RT/RW, hingga perwakilan dari dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, Disdukcapil, dan Asisten Daerah.
Dalam arahannya, Wali Kota Budi Rustandi menyoroti persoalan klasik dalam pendataan bantuan sosial: ketidaktepatan sasaran. Ia menegaskan bahwa tambahan kuota 10 ribu untuk PBI harus benar-benar menyasar masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan.
“Yang terpenting bukan jumlah bantuannya, tapi ketepatan sasarannya. Tambahan kuota 10 ribu untuk PBI ini harus benar-benar menyentuh masyarakat yang belum mampu. Jangan sampai ada lagi warga yang tertahan di rumah sakit karena tak ter-cover BPJS,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Ibra, menambahkan bahwa Wali Kota telah sejak lama mendorong koordinasi lebih intensif antara camat dan lurah untuk memperbaiki kualitas penyaluran bantuan. Sejumlah program baru pun tengah dipersiapkan, seperti penambahan kuota PBI, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), hingga penyaluran bantuan dari CSR untuk warga kurang mampu.
“Arahan dari Pak Wali jelas: semua bantuan harus tepat sasaran. Maka kami akan terus mendorong validasi dan verifikasi data di semua lapisan,” ujar Ibra.
Pemkot Serang juga mengungkapkan bahwa dalam program CSR ke depan, akan dibangun 400 unit rumah bagi warga dengan kondisi rumah tidak layak huni.
Melalui pendekatan kolaboratif dan aksi langsung ke lapangan, Pemkot Serang berharap proses pendistribusian bantuan sosial bisa lebih akurat dan menyentuh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Pendekatan ini sekaligus menegaskan strategi kepemimpinan Wali Kota Budi Rustandi yang tak ingin tinggal diam melihat warganya terabaikan.















