CILEGON, RUBRIKBANTEN — Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025 di Kota Cilegon berlangsung dalam suasana penuh keprihatinan. Di tengah menguatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), Panitia May Day Kota Cilegon menggelar diskusi publik bertema “Bangun Ketahanan Pekerja: Kolaborasi Pemerintah, Dunia Usaha & Serikat Pekerja di Tengah Ancaman PHK”, Kamis (8/5), di Aula Setda Kota Cilegon.
Diskusi ini diinisiasi oleh panitia lintas elemen—terdiri dari serikat pekerja, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Forum HRD—sebagai respons atas situasi ketenagakerjaan yang kian tertekan.
Sekretaris Pelaksana May Day sekaligus Kabid Hubungan Industrial Disnaker Kota Cilegon menegaskan bahwa ancaman PHK bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, tapi juga berimplikasi pada stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi.
“Di tengah ketidakpastian global dan tekanan ekonomi, kita tidak boleh saling menyalahkan. Justru saat inilah momentum memperkuat sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa ketahanan pekerja bukan sekadar terhindar dari PHK. Lebih dari itu, ketahanan berarti kemampuan adaptasi terhadap perubahan zaman, penguasaan keterampilan baru, serta perlindungan secara ekonomi, sosial, dan psikologis.
“Kita perlu memperkuat akses pelatihan, membuka peluang kerja di sektor hijau dan digital, serta menciptakan sistem informasi pasar kerja yang lebih transparan,” tambahnya.
Diskusi ini juga menjadi ajakan terbuka untuk aksi nyata dan bukan sekadar wacana. Faruk menyerukan agar setiap kebijakan dan langkah strategis yang diambil selalu berorientasi pada masa depan pekerja.
Sementara itu, Ketua Pelaksana May Day Kota Cilegon 2025, Erwin Supriadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan penutup rangkaian peringatan Hari Buruh di tingkat kota. Ia berharap hasil diskusi ini bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif, menarik minat investor, dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
“Kami mengajak seluruh pelaku usaha dan pekerja menjaga keharmonisan industrial dan berkomitmen menciptakan ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan,” tutup Erwin.
