SERANG, RUBRIKBANTEN – Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Provinsi Banten menunjukkan tren positif hingga 31 Maret 2025. Hal ini tercermin dari peningkatan signifikan dalam realisasi pendapatan dan belanja negara yang disampaikan dalam konferensi pers oleh jajaran Kemenkeu Satu Regional Banten, meliputi Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Pajak, Bea Cukai, dan DJKN.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten, Suska, menjelaskan bahwa realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp395,69 miliar atau 29,71% dari target. Kontributor utama berasal dari layanan pertanahan, kepelabuhanan, paspor, pendidikan, dan rumah sakit.
Dari sisi belanja negara, realisasi hingga akhir Maret mencapai Rp6,52 triliun atau 23,63% dari pagu, dengan porsi terbesar berasal dari Transfer ke Daerah sebesar Rp4,95 triliun. Sementara Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) tercatat Rp1,57 triliun dengan porsi tertinggi pada Belanja Pegawai (26,72%) dan Belanja Bansos (47,46%).
Meski belanja negara meningkat, kinerja APBD Provinsi Banten masih tertinggal. Realisasi pendapatan daerah baru mencapai 16,14% dan belanja daerah 8,48%, dengan ketergantungan tinggi pada TKD yang menyumbang 70,69% dari total pendapatan daerah.
Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan Kanwil DJP Banten, Edwin Warganingrat, menyampaikan bahwa realisasi penerimaan pajak mencapai Rp14,642 triliun atau 17,97% dari target nasional. Pajak PPN Dalam Negeri dan Impor mendominasi kontribusi, masing-masing sebesar 29,28% dan 28,89%.
Realisasi tertinggi dicatat oleh KPP Pratama Pondok Aren dengan capaian 22,16%. Jenis pajak lainnya bahkan mencapai realisasi fantastis hingga 122,6%.
Gatot Sugeng Wibowo, Kepala KPU Bea dan Cukai Soekarno-Hatta, mengungkapkan realisasi penerimaan mencapai Rp3,22 triliun atau 22,54% dari target. Komoditas bahan bakar, gula, baja, dan kendaraan listrik menjadi penopang Bea Masuk sebesar Rp2,53 triliun, sementara cukai menyumbang Rp0,64 triliun dan Bea Keluar Rp42,21 miliar.
Neraca perdagangan Maret 2025 mencatat surplus USD 610 juta berkat ekspor alat ukur, perhiasan, dan ikan segar, meski impor juga meningkat pada sektor minyak dan logam mulia.
Kepala Kanwil DJKN Banten, Djanurindro Wibowo, menyampaikan bahwa realisasi PNBP dari pengelolaan aset hingga Maret mencapai Rp20,68 miliar atau 24,29% dari target tahunan. Realisasi pokok lelang mencapai Rp435,57 miliar.
Pembiayaan Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh LMAN di Banten hingga Maret tercatat sebesar Rp95,73 miliar. Sejak awal pendanaan PSN, akumulasi realisasi di Banten telah mencapai Rp16,53 triliun. Proyek unggulan meliputi Bendungan Karian, Jalan Tol Serang–Panimbang, dan sistem air baku.
Secara umum, sinyal positif ditunjukkan oleh kinerja fiskal di Banten, terutama dari sisi penerimaan negara. Meski begitu, realisasi belanja daerah yang masih rendah menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah agar mampu menjaga keseimbangan fiskal dan mendukung percepatan pembangunan.















