RUBRIKBANTEN – Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii resmi menutup rangkaian Siaga SAR Khusus Lebaran 2025/1446 H dalam sebuah acara yang digelar di Basarnas Command Center, Jakarta. Kegiatan ini berlangsung selama 22 hari, sejak 21 Maret hingga 11 April 2025.
Dalam laporan penutupannya, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin Mochlisin menyampaikan bahwa siaga tahun ini dilaksanakan secara serentak di Kantor Pusat, Posko Kemenhub, seluruh Kantor SAR, Pos SAR, Unit SAR, hingga Satuan Udara PP Lanud ATS Bogor. Total terdapat 263 posko gabungan dan 209 posko mandiri yang aktif selama masa siaga. Selain itu, juga dilakukan siaga mobile di titik-titik rawan kecelakaan seperti pelabuhan, bandara, terminal, jalan tol, stasiun, hingga kawasan wisata.
Selama pelaksanaan, Basarnas menangani 185 operasi SAR dengan rincian sebagai berikut:
- 41 operasi kecelakaan kapal
- 11 operasi bencana
- 124 operasi kondisi membahayakan manusia
- 9 operasi dengan penanganan khusus
Dari seluruh operasi tersebut, sebanyak 295 orang berhasil diselamatkan.
Dibandingkan dengan Siaga SAR Lebaran tahun 2024, tahun ini terjadi lonjakan jumlah operasi SAR hingga 81%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh faktor alam, tingginya mobilitas masyarakat, serta peningkatan kesadaran akan keselamatan, ditambah dengan masa siaga yang lebih panjang.
Seluruh Kantor SAR turut mengerahkan pemantauan udara menggunakan drone yang terintegrasi secara real-time dengan Basarnas Command Center. Bahkan pemantauan jalur tol Cikopo dan Pelabuhan Merak dilakukan secara langsung oleh Kabasarnas bersama sejumlah pejabat tinggi negara dan disiarkan oleh TVOne.
Dalam sambutannya, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur TNI, POLRI, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat atas kolaborasi dalam operasi kemanusiaan ini. Ia mengapresiasi dedikasi seluruh personel dan menekankan bahwa kesiapsiagaan tidak boleh kendur, mengingat potensi ancaman darurat seperti cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi masih mungkin terjadi.
“Apa yang telah dilakukan adalah bagian dari ibadah dan pengabdian kepada bangsa dan negara,” ujar Syafii.
Ia juga meminta seluruh jajaran tetap siaga dengan personel, peralatan, dan sistem komunikasi yang optimal.















