TANGERANG, RUBRIKBANTEN – Suasana haru mewarnai sore Ramadan di Kelurahan Poris Plawad Utara, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Jumat (14/3/2025). Wakil Gubernur Banten A. Dimyati memeluk hangat Midah (63 tahun), seorang penerima manfaat Bantuan Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Sudah 21 tahun, Midah hidup sendiri di rumah reyot berukuran 4 x 6 meter yang bocor dan rapuh.
Di tengah bulan suci yang penuh berkah, Dimyati datang memastikan langsung bantuan senilai Rp22,5 juta itu tepat sasaran. Program ini hasil kolaborasi Pemprov Banten dan Baznas Provinsi Banten, untuk mendorong masyarakat mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
“Ramadan ini bulan berbagi. Kami dari Pemprov Banten dan Baznas ingin menghadirkan manfaat nyata, salah satunya melalui bantuan untuk rumah tidak layak huni,” ucap Dimyati.
Melihat langsung kondisi rumah Midah, Dimyati mengaku trenyuh. “Di zaman modern seperti ini, masih ada warga kita yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Tidur setiap hari dalam was-was karena rumah bocor,” katanya dengan nada prihatin.
Menurutnya, bantuan ini bukan sekadar dana, melainkan pemicu semangat gotong royong di tingkat RT, RW, hingga kelurahan. Ia bahkan meminta jajaran Kepolisian Sektor dan Komandan Rayon Militer untuk ikut memonitor perkembangan renovasi rumah tersebut. “Saya minta laporan perkembangannya. Kita ingin hasilnya benar-benar dirasakan warga,” tegasnya.
Dialog Penuh Makna
Kehadiran Dimyati di rumah Midah bukan sekadar seremonial. Ia berdialog langsung, menggali cerita hidup Midah.
“Sudah berapa lama rumah kondisi begini?” tanya Dimyati.
“Sudah 21 tahun, rumah pada bocor,” jawab Midah lirih.
“Kalau tanah luasnya berapa?”
“Tanah sendiri, luas 100 meter persegi.”
“Tinggal sama siapa?”
“Sendiri.”
“Suami?”
“Tidak ada.”
“Ibu bekerja?”
“Tidak bekerja. Biaya hidup dikirimi anak.”
Jawaban Midah yang sederhana namun sarat makna membuat suasana semakin haru. Namun di wajahnya, tersirat rasa syukur yang dalam.
“Terima kasih sekali mendapatkan bantuan dari Bapak. Saya senang sekali, belum pernah mendapatkan bantuan sebelumnya,” ujar Midah dengan mata berkaca-kaca.
Sebelum pamit, Dimyati juga memberikan paket takjil untuk buka puasa Midah, sekaligus mendoakan beliau selalu sehat.
“Mudah-mudahan Ibu sehat, rumahnya segera nyaman untuk ditempati,” kata Dimyati, sebelum melangkah pergi.
Bantuan RTLH ini diharapkan menjadi pemicu kebersamaan warga untuk peduli sesama. Dengan gotong royong, program ini bisa mempercepat perbaikan kondisi rumah tidak layak huni di Banten.
“Ini soal kemanusiaan, soal martabat. Kita ingin masyarakat Banten hidup lebih baik, lebih layak,” tutup Dimyati. (*)















