Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahHukum dan KriminalKabupaten SerangKota SerangOrganisasiPemerintahPendidikanSosial

15 Kali Khatam Ramadan di Balik Jeruji: Lapas Serang Jadi Pesantren Penghafal Al-Qur’an

206
×

15 Kali Khatam Ramadan di Balik Jeruji: Lapas Serang Jadi Pesantren Penghafal Al-Qur’an

Sebarkan artikel ini

SERANG, RUBRIKBANTEN – Suasana Ramadan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Serang tak seperti biasanya. Bukan hanya derap langkah petugas yang terdengar, namun lantunan ayat suci Al-Qur’an bergema dari balik jeruji besi. Para warga binaan pemasyarakatan (WBP) tengah berpacu menuntaskan target tadarus yang mencengangkan: 15 kali khatam Al-Qur’an selama bulan suci ini.

Kegiatan pembinaan berbasis keagamaan di Lapas Serang semakin menunjukkan hasil positif. Sejumlah program seperti One Day One Juz, One Day One Hadits, tafsir Al-Qur’an, pesantren kilat, hingga pelatihan baca-tulis Iqro, menjadi rutinitas harian para WBP. Puncaknya, tadarus Al-Qur’an yang digelar tiap malam melibatkan 13 WBP secara bergilir, dengan target dua hari dua malam untuk satu kali khatam.

“Alhamdulillah, sampai hari ke-8 Ramadan, sudah tercapai 4 kali khatam. Malam ini kami perkirakan mencapai 4,5 kali. Target 15 kali khatam bulan ini InsyaAllah tercapai,” ujar Ustad AS, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lapas Kelas IIA Serang, Sabtu (9/3/25).

Tak hanya tadarus, kegiatan pembinaan lainnya pun berjalan disiplin. Setiap pagi dimulai pukul 09.00 WIB dengan salat Dhuha, tadarus, dan One Day One Juz. Dilanjutkan pukul 11.00 WIB, para WBP mengikuti kajian kitab kuning hingga menjelang Dzuhur.

Baca juga:  Pj Sekda Serang Warning ASN: Stop Pemborosan, Saatnya Efisiensi dan Inovasi

“Kajian kitab kuning diikuti sekitar 150-170 WBP dari total kapasitas masjid yang 200 orang. Kitab yang kami kaji seperti Zurotun Nasihin, Bulughul Maram, Ta’lim Muta’allim, dan tafsir Jalalain. Fokusnya pada dasar-dasar fikih, seperti tata cara wudhu dan mandi wajib,” terang AS.

DKM Lapas membentuk kelompok spesialisasi di antara WBP, mulai dari spesialis hadis, Al-Qur’an, hafalan, hingga praktik ibadah. “Banyak dari teman-teman yang sebelumnya buta hukum-hukum dasar Islam. Maka, kami ajak membahas hal mendasar agar mereka paham syarat sah ibadah,” lanjutnya.

Bagi AS, tantangan ini justru menjadi semangat. Ia yakin pembinaan keagamaan yang dilakukan bisa menjadi bekal WBP setelah bebas nanti. “Lapas bukan akhir segalanya. Ini justru kesempatan belajar dan berubah. Harapan kami, mereka tetap istiqomah dan membawa kebiasaan baik ini ke masyarakat,” tandasnya. (*)

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten