PANDEGLANG, RUBRIKBANTEN – Paguyuban Pasundan Wilayah Banten bersama Sanggar Seni Ciwasiat kembali menghidupkan semangat budaya Sunda melalui gelaran Sundarakala di Ruang Budaya Bersama Paguyuban Pasundan (Rabegan) Edisi Februari 2025. Acara ini berlangsung meriah di Kebon Juhut, Pandeglang, pada Sabtu malam (22/2/2025), menampilkan berbagai khasanah tari Sunda yang memukau ratusan penonton.
Sundarakala bukan sekadar pertunjukan, melainkan bentuk nyata komitmen Paguyuban Pasundan dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Sunda. Kolaborasi ini melibatkan Paguyuban Pasundan Cabang Kabupaten Pandeglang, Sanggar Seni Ciwasiat Pandeglang, dan Kebon Seni Juhut Pandeglang, menampilkan 115 penari dalam 16 nomor tari hasil pelatihan peserta PKL dari SMKN 10 Bandung.
Ketua Pengurus Wilayah Paguyuban Pasundan Provinsi Banten, Nana Supiana, melalui Sekretaris Endang Suherman, menyampaikan bahwa Paguyuban Pasundan adalah rumah besar bagi siapa saja yang mencintai budaya Sunda. Sejak didirikan pada 1913, organisasi ini terus eksis dalam bidang seni budaya, ekonomi, pendidikan, dan kepemudaan.
Rabegan sendiri merupakan program unggulan sejak 2022, yang tidak hanya menjadi panggung bagi budaya Sunda tetapi juga wadah bagi berbagai etnis di Banten untuk menampilkan karya seni mereka. “Kami berharap Rabegan semakin berkembang dan menjadi ajang kreasi bersama bagi seluruh masyarakat,” ujar Nana.
Dukungan Penuh dari Berbagai Pihak
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Kementerian Kebudayaan, Lita Rahmiati, serta pejabat daerah seperti Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Pandeglang, Heryana, dan Ketua DPRD Pandeglang Tb. Khotibul Umam. Selain itu, hadir pula para penggiat seni dari berbagai sanggar di Banten dan pembimbing dari SMKN 10 Bandung.
Selain pertunjukan tari, Rabegan juga menghadirkan diskusi kebudayaan yang membahas Peraturan Daerah (Perda) Kebudayaan Kabupaten Pandeglang. Diskusi ini diprakarsai oleh Endang Ilen, owner Kebon Seni H. Ilen Juhut, serta dihadiri para seniman dan pengamat seni Banten.
Tidak hanya itu, selama acara berlangsung, Bazaar UMKM turut meramaikan suasana dengan berbagai produk khas yang menggugah selera. Stand jajanan yang disediakan oleh Pengurus Wilayah Paguyuban Pasundan Banten menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Sekretaris Paguyuban Pasundan Banten, Endang Suherman, mengungkapkan rasa bangganya atas tingginya antusiasme masyarakat. “Kami berharap urang Sunda terus mencintai dan melestarikan budayanya. Mari bergabung dengan Paguyuban Pasundan untuk menjaga warisan budaya kita bersama!” ajaknya.
Rabegan Edisi Februari 2025 berlangsung selama dua hari, dari 21 hingga 23 Februari 2025, menjadi bukti bahwa budaya Sunda tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat.















