CILEGON, RUBRIKBANTEN — Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Cilegon kembali mencatat kenaikan signifikan. Per Agustus 2025, angka TPT menembus 7,41 persen, naik tajam dibanding 6,08 persen pada periode yang sama tahun 2024. Ironisnya, lonjakan ini terjadi justru ketika deretan investasi raksasa tengah berjubel masuk ke Kota Baja tersebut. Data ini sekaligus menempatkan Cilegon sebagai wilayah dengan pengangguran tertinggi ketiga di Provinsi Banten.
Penggiat Filantropis Sosial Masyarakat Kota Cilegon, MIA, menilai kondisi ini sebagai anomali ekstrem, mengingat Cilegon dikenal sebagai pusat industri terbesar di Banten bahkan nasional. Menurutnya, ketimpangan antara derasnya investasi dan minimnya penyerapan tenaga kerja lokal perlu segera dijawab pemerintah.
“Ini anomali ekstrem. Cilegon adalah rumah miliaran investasi dan kawasan industri raksasa, tapi justru penganggurannya melonjak. Pemerintah harus turun tangan tegas,” ujar MIA.
MIA mendesak Pemkot Cilegon melalui Dinas Tenaga Kerja untuk melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh proses rekrutmen tenaga kerja, baik pada fase konstruksi maupun operasional di setiap industri. Ia menegaskan bahwa SDM lokal harus mendapatkan prioritas mutlak dalam setiap penerimaan tenaga kerja agar warga Cilegon tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.
Tak hanya itu, ia juga mendorong pemerintah daerah membuat terobosan revolusioner melalui kerja sama dengan seluruh industri guna membangun pusat pelatihan, sekolah vokasi, serta pendidikan terpadu yang terintegrasi dengan kebutuhan industri. Program tersebut, menurutnya, akan menjadi pondasi penting untuk meningkatkan life skill dan menciptakan academy for sustainable career bagi SDM Cilegon secara berkelanjutan.
Selain penguatan sektor industri, MIA juga menilai perlunya mendorong kreativitas usaha masyarakat melalui sektor lain. Pemerintah diminta memperluas dan memperkuat cluster UMKM dan IKM, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak termasuk korporasi.
“Ekonomi masyarakat harus tetap hidup. UMKM dan IKM harus diperkuat agar masyarakat bisa terus survive dan ekonomi lokal berkelanjutan,” tegasnya.
Kenaikan TPT ini disebut menjadi alarm keras bagi Pemkot Cilegon untuk mengevaluasi strategi penyerapan tenaga kerja dan pengembangan ekonomi lokal. Para pemerhati berharap langkah cepat dan kolaboratif segera dilakukan agar Cilegon tidak terus terjebak dalam paradoks sebagai kota industri kaya investasi namun miskin lapangan kerja bagi warganya sendiri.















