SERANG, RUBRIKBANTEN — Gelombang kecaman publik kembali mengguncang Kabupaten Serang setelah beredarnya sebuah video kontroversial yang menampilkan seorang anggota DPRD Kabupaten Serang dari Fraksi PKB. Pernyataan dalam video tersebut diinterpretasikan sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan Tempat Hiburan Malam (THM), memicu kemarahan berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa.
Aliansi Mahasiswa Kabupaten Serang Menggugat langsung bereaksi keras. Mereka menilai pernyataan itu tidak hanya menodai nilai moral dan kultur religius daerah, tetapi juga mencederai arah kebijakan pembangunan Kabupaten Serang yang selama ini menjunjung tinggi norma kesusilaan.
Wildan, perwakilan mahasiswa Kabupaten Serang, menegaskan bahwa Serang dikenal sebagai wilayah religius dengan tradisi pesantren, institusi keagamaan, dan kultur sosial yang kuat. Menurutnya, pernyataan seorang pejabat publik yang seolah menormalisasi keberadaan THM adalah bentuk ketidaktahuan terhadap konteks sosial daerah sekaligus pengabaian terhadap integritas moral seorang pejabat negara.
“Dalam perspektif akademik, kebijakan publik harus sejalan dengan public morality dan cultural legitimacy. Pernyataan yang terkesan mendukung THM tidak hanya berpotensi menciptakan degradasi moral, tetapi juga memunculkan distrust publik terhadap wakil rakyat yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai konstituennya,” tegas Wildan.
Ia juga menambahkan bahwa sikap tersebut bertentangan dengan visi Kabupaten Serang sebagai daerah religius dan berakhlakul karimah, serta tidak selaras dengan ideologi partai politik tempat legislator itu bernaung. “Legitimasi politik menuntut konsistensi moral, etika publik, serta kesesuaian dengan visi pembangunan daerah,” katanya.
Mahasiswa juga menyoroti alasan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kerap dijadikan pembenaran. Mereka menyebutnya sebagai narasi dangkal yang mereduksi potensi ekonomi Serang. Mengandalkan THM sebagai sumber PAD dinilai tidak berkelanjutan, berisiko sosial tinggi, dan bertentangan dengan prinsip pembangunan berbasis nilai.
Aliansi mahasiswa menyodorkan alternatif penguatan PAD yang dinilai lebih etis dan produktif, seperti:
– Penguatan UMKM dan industri kreatif lokal
– Optimalisasi wisata religius dan budaya
– Pembenahan tata kelola pajak dan retribusi
– Pengembangan pertanian, kelautan, dan ekonomi desa
– Digitalisasi birokrasi untuk mencegah kebocoran anggaran
– Optimalisasi aset daerah yang belum dimanfaatkan maksimal
Menurut mereka, menjadikan THM sebagai tumpuan PAD adalah bentuk minimnya imajinasi kebijakan dari seorang pejabat publik.
Atas polemik yang kian memanas ini, mahasiswa mendesak DPRD Kabupaten Serang dan Fraksi PKB untuk segera:
- Mengeluarkan klarifikasi resmi terkait pernyataan kontroversial tersebut.
- Melakukan evaluasi etik terhadap anggota DPRD yang bersangkutan.
- Menegaskan kembali komitmen terhadap visi Serang yang religius dan berintegritas.
- Menyusun strategi peningkatan PAD berbasis potensi lokal tanpa bertentangan dengan norma masyarakat.
Aliansi Mahasiswa Kabupaten Serang memastikan akan terus mengawal isu ini melalui advokasi publik, diskusi terbuka, hingga langkah konstitusional apabila tidak ada respons resmi dari pihak terkait.
Polemik ini dipastikan belum berakhir publik kini menunggu langkah tegas DPRD dan Fraksi PKB untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
