SERANG, RUBRIKBANTEN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem usaha yang berintegritas dan berdaya saing tinggi. Melalui Inspektorat dan Forum Penyuluh Antikorupsi (FORPAK), Pemprov Banten mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjadikan integritas dan budaya antikorupsi sebagai pondasi utama dalam pengembangan bisnis.
Upaya ini diwujudkan lewat kegiatan bertajuk “Implementasi Strategi Bersaing UMKM Melalui Budaya Antikorupsi” yang digelar di Aula Lantai 3 Inspektorat Provinsi Banten, Kamis (16/10/2025). Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan pelaku UMKM, penyuluh antikorupsi, serta perwakilan dari berbagai instansi pemerintah di lingkungan Pemprov Banten.
Sekretaris Inspektorat sekaligus Ketua FORPAK Provinsi Banten, Ratu Syafitri Muhayati, menegaskan bahwa membangun dunia usaha yang bersih tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi memerlukan kolaborasi lintas sektor.
“Usaha yang luar biasa juga datang dari Dinas Koperasi. Terima kasih sudah bekerja sama dengan Inspektorat dan FORPAK Provinsi Banten. Kolaborasi ini membuktikan bahwa semangat antikorupsi bisa dimulai dari dunia usaha,” ujarnya.
Menurut Syafitri, integritas bukan sekadar nilai moral, melainkan strategi bisnis yang efektif untuk menciptakan kepercayaan publik dan memperluas peluang pasar.
“Integritas adalah modal utama. Dengan kejujuran dan tanggung jawab, pelaku usaha bisa bertumbuh tanpa takut kehilangan kepercayaan publik,” tegasnya.
Pemprov Banten juga menegaskan bahwa kesadaran antikorupsi harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Nilai-nilai integritas dinilai sebagai fondasi utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih sekaligus memperkuat daya saing ekonomi daerah.
“Kami ingin menanamkan pesan bahwa membangun usaha yang sukses harus dimulai dari kejujuran. Integritas bukan hanya nilai moral, tetapi juga strategi bisnis untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi,” tambah Syafitri.
Dalam kesempatan itu, pegiat antikorupsi Nenong Fauziah Dasuki menyoroti pentingnya pembekalan nilai-nilai kejujuran sejak dini bagi para pelaku UMKM. Ia menekankan bahwa semangat antikorupsi bukan hanya tentang menolak praktik curang, tetapi juga membentuk karakter wirausaha yang jujur, disiplin, dan profesional.
Sementara itu, akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Liza Mumtazah Damarwulan, mengupas tuntas strategi membangun daya saing UMKM berbasis integritas.
“Integritas adalah strategi bisnis. UMKM yang transparan, jujur, dan akuntabel akan lebih dipercaya oleh pasar dan memiliki ketahanan yang lebih kuat,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-25 Provinsi Banten dan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang digelar FORPAK bersama Inspektorat sejak September hingga Oktober 2025.
Selama periode tersebut, FORPAK telah melaksanakan berbagai kegiatan di delapan kabupaten/kota, mulai dari pelatihan budaya antikorupsi di pesantren, sekolah, hingga dunia usaha. Ribuan peserta, termasuk santri, pelajar, dan pelaku UMKM, turut berpartisipasi aktif dalam menanamkan semangat integritas di setiap lini kehidupan.
Dengan semangat “Banten Berintegritas, UMKM Naik Kelas!”, Pemprov Banten berharap gerakan budaya antikorupsi ini menjadi pondasi kuat bagi lahirnya pelaku usaha yang tangguh, terpercaya, dan berdaya saing global.
