Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BeritaDaerahEkonomiKementerianKota CilegonNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanSosial

Cilegon Jadi Role Model Nasional, Pemprov Jateng dan BI “Ngaji” Teknologi Sampah Jadi Energi di Kota Baja

88
×

Cilegon Jadi Role Model Nasional, Pemprov Jateng dan BI “Ngaji” Teknologi Sampah Jadi Energi di Kota Baja

Sebarkan artikel ini

CILEGON, RUBRIKBANTEN – Inovasi pengelolaan sampah di Kota Cilegon kembali mencuri perhatian nasional. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan khusus ke Kota Cilegon untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang dinilai sukses, efektif, dan berorientasi pada energi bersih.

Kunjungan yang digelar pada Kamis (16/10/2025) itu dipimpin oleh Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Provinsi Jawa Tengah, Eni Lestari, serta Deputi Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Andi Reina Sari Hufoid, dan disambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin, di Aula Setda II Kota Cilegon.

Dalam sambutannya, Sekda Kota Cilegon Maman Mauludin mengaku bangga atas perhatian dari daerah lain yang menjadikan Cilegon sebagai rujukan pengelolaan sampah modern.

“Kami merasa bangga dan bersyukur karena apa yang dilakukan Pemkot Cilegon mendapat perhatian dari daerah lain. Ini menjadi motivasi agar kami terus berinovasi dan meningkatkan sistem pengelolaan sampah ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Baca juga:  Banten Tunjukkan Solidaritas Nyata, Salurkan Bantuan Miliaran untuk Korban Bencana di Sumatera

Maman mengungkapkan, dengan jumlah penduduk sekitar 483 ribu jiwa, volume sampah yang dihasilkan Kota Cilegon mencapai 350 ton per hari. Dari total tersebut, 48,57 persen merupakan sampah organik, 40,45 persen nonorganik, 10,51 persen residu, dan 0,47 persen sampah domestik lainnya.

Lebih lanjut, Maman menjelaskan bahwa Pemkot Cilegon kini tengah mengembangkan inovasi co-firing batu bara, yaitu teknologi substitusi batu bara dengan bahan bakar biomassa yang berasal dari sampah domestik dan limbah perkebunan.

“Alhamdulillah, kami sudah mampu memproduksi bahan bakar jumputan padat (BBJP) sebanyak 5 hingga 10 ton per hari. Teknologi ini menjadi bagian dari transisi energi menuju net zero emission. Hasilnya juga sudah kami kirimkan ke Indonesia Power,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro SDA Setda Provinsi Jawa Tengah Eni Lestari menyampaikan ketertarikannya terhadap teknologi Solid Recovered Fuel (SRF) yang diterapkan di Cilegon. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Jawa Tengah selama ini masih berbasis Refuse Derived Fuel (RDF), yang umumnya digunakan untuk pabrik semen.

Baca juga:  Ditempa Alam Lima Hari, 27 Siswa SMAN 1 Cilegon Resmi Lahir sebagai Kader Tangguh SISPALARA

“Kalau di Jawa Tengah masih menggunakan RDF, sementara Cilegon sudah selangkah lebih maju dengan SRF yang bisa dimanfaatkan langsung di PLTU. Ini luar biasa,” ujarnya kagum.

Menurut Eni, penerapan SRF di PLTU membutuhkan tingkat presisi yang tinggi agar tidak mengganggu kinerja boiler. Oleh karena itu, pihaknya tertarik untuk mempelajari sistem pemilahan dan pengolahan sampah di Cilegon secara mendalam.

“Kami ingin mempelajari prosesnya lebih detail karena karakter SRF berbeda dengan RDF. SRF harus memiliki komposisi dan kualitas yang presisi agar aman digunakan di PLTU,” terangnya.

Eni pun berharap, hasil kunjungan ke Cilegon dapat menjadi inspirasi baru bagi Jawa Tengah dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pada energi bersih.

“Kalau hasilnya positif, bukan tidak mungkin akan kami adopsi di Jawa Tengah,” tutupnya optimistis.

Dengan inovasi tersebut, Cilegon kini tak hanya dikenal sebagai Kota Baja, tetapi juga sebagai pelopor pengelolaan sampah menuju energi bersih dan kota hijau berkelanjutan.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *