Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahKementerianKota SerangNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanSosial

25 Tahun Banten: Seminar Kebudayaan Bongkar Minimnya Keberpihakan Pemerintah pada Warisan Budaya

154
×

25 Tahun Banten: Seminar Kebudayaan Bongkar Minimnya Keberpihakan Pemerintah pada Warisan Budaya

Sebarkan artikel ini

SERANG, RUBRIKBANTEN – Banten Genius Network menggelar Seminar Kebudayaan Banten bertajuk “Kilas Balik 25 Tahun Provinsi Banten” di Teras Bambo Caffe, Dalung, Kota Serang, Sabtu (27/9/2025). Seminar ini menghadirkan tokoh kebudayaan, pemerintah, hingga pelaku pariwisata dengan tujuan menghasilkan rekomendasi strategis bagi pelestarian budaya Banten.

Ketua Panitia Yani menyebutkan, hasil rekomendasi seminar nantinya akan disampaikan langsung kepada Menteri Kebudayaan, Menteri Pariwisata, Gubernur, serta Bupati/Walikota di Banten.

“Intinya, agar semua pihak lebih berpihak pada kebudayaan,” tegasnya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Lukman, yang hadir mewakili Gubernur Banten, mengapresiasi forum tersebut.

“Mudah-mudahan segala kegelisahan ini bisa kita urai bersama. Saat ini porsi kebudayaan di Dindikbud baru 35 persen dengan anggaran Rp5 miliar dari total Rp3,5 triliun. Kita sudah ajukan agar Bidang Kebudayaan berdiri sebagai dinas tersendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, tokoh budaya Abah Yadi Ahyadi menegaskan pentingnya peran manuskrip sejarah dalam menjaga ideologi dan jati diri Banten.

“Tanpa manuskrip kita tidak tahu ideologi Banten. Padahal ada karya Sultan Zainal Asyikin yang berbasis Al-Qur’an,” katanya.

Baca juga:  PLN Electric Run 2025: 7.500 Pelari Siap “Recharge As One”, Event Lari Pertama di Indonesia Berstatus Net Zero Emissions

Ketua Umum Banten Genius Network, Yemmelia, juga menyoroti lemahnya keberpihakan pemerintah.

“Komunitas budaya di daerah sangat banyak, tapi belum diakomodir. Seharusnya ada kolaborasi antara pemerintah, budaya, pariwisata, dan UMKM agar berjalan berkesinambungan,” jelasnya.

Senada, Ketua PHRI Banten, GS Ashok Kumar menekankan pentingnya pondasi budaya sebelum pariwisata dikembangkan.

“Budaya adalah value, fondasi yang harus kuat. Setelah itu baru pariwisata bisa bernilai jual. Pemerintah daerah harus punya visi dan misi yang sama,” tegasnya.

Melalui seminar ini, para tokoh berharap muncul sinergi nyata antara pemerintah, komunitas, dan pelaku pariwisata untuk menjaga kekayaan budaya Banten agar tidak sekadar menjadi wacana.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten