Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BeritaDaerahKementerianNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanSosialTeknologi

Dari Penjara ke Pusat Ekonomi: Warga Binaan Nusakambangan Sulap Limbah Jadi Omzet Miliaran

348
×

Dari Penjara ke Pusat Ekonomi: Warga Binaan Nusakambangan Sulap Limbah Jadi Omzet Miliaran

Sebarkan artikel ini

RUBRIKBANTEN – Siapa sangka, Pulau Nusakambangan yang selama ini dikenal dengan citra “penjara angker” kini menjelma menjadi pusat pemberdayaan ekonomi baru. Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan berhasil menyulap abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala menjadi produk konstruksi bernilai jual tinggi.

Lewat workshop FABA yang berdiri di atas lahan tidur Nusakambangan, para warga binaan kini terampil menghasilkan batako, paving block, roaster, hingga buis beton. Program hasil kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero) ini bukan sekadar pelatihan, melainkan pintu menuju kemandirian ekonomi pascapembinaan.

“Ini sangat membantu kami sebagai warga binaan, karena menambah ilmu pengetahuan. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat,” ungkap Kevin Ruben Rafael, warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, Selasa (9/9).

Hal serupa disampaikan Listianto, warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengikuti program ini. Saya ingin mandiri, saya ingin kembali ke masyarakat dengan menjadi yang lebih baik lagi,” ujarnya penuh harap.

Baca juga:  Panen Raya Jagung di Anyar: Sinergi Polres Cilegon dan Petani Gebrak Swasembada Pangan 2025

Menteri Imipas, Agus Andrianto, menyebut program ini sebagai model pelatihan kerja yang harus direplikasi di lapas lain. “Kami mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat. Terima kasih kepada PLN yang berkontribusi nyata dalam pemberdayaan ini,” tegas Agus.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pemanfaatan FABA membuka jalan ekonomi sirkuler sekaligus solusi ramah lingkungan. “Kami bangga, warga binaan berhasil memanfaatkan limbah menjadi komoditas produktif. Bahkan, produk ini memiliki kualitas premium dengan harga kompetitif di pasaran,” ujarnya.

Workshop FABA di Nusakambangan kini memiliki dua unit mesin yang mampu memproduksi hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako setiap tahun. Dengan kapasitas tersebut, jika terserap pasar, potensi omzet yang dihasilkan bisa menembus Rp5,4 miliar per tahun.

Saat ini, sebanyak 30 warga binaan aktif mengolah FABA, dan jumlah itu diyakini akan terus bertambah. “Kedisiplinan dan etos kerja warga binaan sangat luar biasa. Produk mereka bukan hanya bermanfaat, tapi juga punya daya saing di industri konstruksi,” tutur Darmawan.

Baca juga:  Operasi Patuh Maung 2025 Dimulai! Gubernur Banten dan Kapolda Serukan Tertib Lalu Lintas Era Kendaraan Canggih

Transformasi ini menegaskan bahwa Nusakambangan bukan lagi sekadar “pulau penjara”, melainkan simbol perubahan menuju pusat ekonomi produktif. “Ke depan, Nusakambangan akan menjadi percontohan nasional bagaimana sebuah lapas dapat berkembang menjadi episentrum kegiatan ekonomi sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat,” pungkas Darmawan.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten