CILEGON, RUBRIKBANTEN – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cilegon kembali menunjukkan taringnya dalam pelayanan kemanusiaan. Melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Triwulan yang digelar di Aula Markas PMI Kota Cilegon pada Kamis (31/7/2025), PMI Kota Cilegon bersama jajaran PMI Kecamatan se-Kota Cilegon merumuskan tiga program strategis yang siap digas penuh untuk triwulan berikutnya.
Rakor ini dihadiri oleh Wakil Ketua PMI Kota Cilegon, H. Encep Nurdin, Sekretaris Ujang Samsul, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana H. Hedi Jamhari, staf Markas PMI, serta para Ketua, Sekretaris, dan pengurus PMI dari seluruh kecamatan di Kota Cilegon.
Dalam sambutannya, H. Encep Nurdin menyampaikan bahwa PMI Kecamatan merupakan ujung tombak pelayanan kemanusiaan. “Melalui Rakor ini, kita ingin memperkuat sinergi, menyatukan visi, dan menyiapkan langkah konkret demi pelayanan kemanusiaan yang lebih baik dan responsif di tingkat lokal,” tegasnya penuh semangat.
Tiga Program Gebrakan PMI Cilegon:
- Pembentukan SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) di wilayah-wilayah rawan bencana.
- Sosialisasi SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) yang akan digencarkan di lingkungan sekolah.
- Rekrutmen dan Pembinaan Korps Sukarela (KSR) sebagai penguatan basis relawan PMI.
Tak hanya menyusun program, Rakor ini juga menjadi ajang saling berbagi pengalaman dan tantangan antar PMI Kecamatan. Setiap perwakilan diberikan kesempatan untuk memaparkan capaian program, kendala teknis di lapangan, serta kebutuhan logistik dan SDM yang diperlukan. Diskusi berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap kerja keras relawan di tingkat kecamatan, kegiatan ditutup dengan penyerahan bantuan alat tulis kantor (ATK) oleh PMI Kota Cilegon kepada seluruh PMI Kecamatan. Langkah ini diharapkan dapat menunjang kelancaran administrasi dan pengelolaan program di masing-masing wilayah.
PMI Kota Cilegon menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran PMI sebagai garda terdepan dalam kesiapsiagaan bencana, layanan sosial, dan pembinaan relawan berbasis masyarakat. Kolaborasi antara kota dan kecamatan menjadi kunci utama dalam membangun pelayanan kemanusiaan yang tangguh dan adaptif.
