SERANG, RUBRIKBANTEN – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cilegon, Ahmad Fauzi Chan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masih adanya diskriminasi terhadap wartawan independen. Menurutnya, wartawan yang tidak berasal dari media besar sering kali dianggap kurang kredibel dan diperlakukan berbeda.
“Padahal sistem dalam Undang-Undang tidak mengatur atau mendiskreditkan wartawan berdasarkan organisasi atau media tempat mereka bekerja. Semua wartawan memiliki hak yang sama,” ujar Fauzi dalam acara Karya Latih Wartawan (KLW) PWI Banten dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Aula Kantor BMG Serang, Selasa (18/2/2025).
Fauzi juga menyoroti adanya dugaan upaya pihak tertentu yang berusaha membatasi akses wartawan independen, terutama dalam pertumbuhan sektor ekonomi perusahaan media kecil.
“Jangan sampai gara-gara kita dianggap media tidak jelas, pertumbuhan suatu perusahaan terhambat karena adanya hegemoni salah satu perusahaan media yang merasa besar,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa semua perusahaan media, baik besar maupun kecil, memiliki hak yang sama dalam industri pers.
“Meskipun hanya memiliki tiga karyawan, perusahaan media tetap harus diperlakukan sama. Dalam regulasi pun tidak ada dikotomi antara media besar dan kecil,” jelasnya.
Fauzi mengajak para wartawan untuk melawan hegemoni yang menciderai kebebasan pers dan regulasi yang telah ditetapkan.
“Kita harus melawan hegemoni itu, karena sudah menciderai perundang-undangan. Jika kita hanya duduk diam, maka kita akan terus menjadi kaum yang terpinggirkan,” pungkasnya. (Har/RB)
