CILEGON, RUBRIKBANTEN – Polemik parkir liar di Pasar Kranggot memicu reaksi keras dari para pengelolanya. Sumarlan, perwakilan pengelola parkir yang juga dikenal sebagai wakil dari almarhum Haji Dayat—tokoh yang dahulu mengelola parkir di kawasan tersebut—menyampaikan klarifikasi tegas terkait isu tersebut.
“Tidak semuanya parkir di sini ilegal. Ada pengelola yang rutin membayar pajak setiap bulan ke BPKPAD. Kami keberatan jika semua pengelola langsung dicap sebagai pelaku parkir liar,” tegas Sumarlan.
Ia menilai bahwa label “ilegal” yang disematkan secara umum sangat merugikan pihak-pihak yang selama ini telah taat aturan. Menurutnya, pengelola parkir yang memenuhi kewajiban pajak dan administrasi seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan tudingan sepihak.
Sumarlan pun meminta pemerintah untuk bersikap adil dan memberikan pembinaan, bukan malah menutup mata terhadap keberadaan para pelaku usaha kecil.
“Kalau memang sudah punya izin, tolong dibantu. Kalau belum punya izin, ya dibimbing agar bisa mengurus perizinan. Jangan sampai rakyat kecil yang mau usaha justru dimatikan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi, lapangan kerja informal seperti parkir sangat penting bagi masyarakat bawah. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah bisa mengedepankan pendekatan humanis dan adil dalam menyelesaikan polemik parkir di Kranggot.
“Yang penting masyarakat bisa berusaha dengan aman, tertib, dan halal,” pungkasnya. (*)
