SERANG, RUBRIKBANTEN – Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Serang diwarnai praktik kotor politik uang atau money politik. Belasan warga dan pemuda dari enam kecamatan dilaporkan melakukan serangan fajar jelang PSU pada dini hari, 18 April 2025. Aksi ini langsung direspons oleh Gakkumdu Polres Serang yang mengamankan para pelaku untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Dari 11 wilayah yang menggelar PSU, hanya di Kabupaten Serang ditemukan praktik money politik,” ujar Anggota KPU RI, Iffa Rosita saat dikonfirmasi.
Iffa menegaskan, KPU RI akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan PSU, termasuk yang terjadi di Kabupaten Serang. “Pelaksanaan PSU di Serang sebenarnya berjalan cukup baik, namun tetap akan kami evaluasi,” katanya.
Terkait penurunan partisipasi pemilih di PSU Serang, Iffa menyebut ada sejumlah faktor yang memengaruhi. “Sosialisasi sudah sering kita lakukan. Tapi euforia yang menurun dan fakta bahwa hari Sabtu banyak masyarakat bekerja di luar daerah bisa jadi penyebab,” ujarnya.
Saat ditanya apakah hasil PSU kali ini sudah bisa diprediksi tak jauh beda dengan pilkada sebelumnya, Iffa menjawab hati-hati. “Itu harus didasarkan pada riset, bukan hipotesa,” kata Iffa.
Iffa enggan berkomentar soal praktik money politik di Serang. “Itu ranahnya Bawaslu, Gakkumdu, dan kepolisian. Kami tetap fokus pada peningkatan partisipasi dan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya.
KPU RI memastikan akan terus menggencarkan sosialisasi tiap tahun, khususnya jelang Pilkada, agar masyarakat semakin sadar pentingnya menggunakan hak pilih tanpa terpengaruh praktik politik uang. (*)
