CILEGON, RUBRIKBANTEN – Dengan pendekatan sistematis dan terstruktur, Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cilegon, Ahmad Muiz, memaparkan konsep pelayanan publik seperti layaknya seorang kaprodi memandu mahasiswanya memahami kerangka berpikir institusional.
Dalam keterangannya, Rabu (7/5/2025), Ahmad Muiz menegaskan bahwa pelayanan darurat harus dibangun dengan fondasi konsep yang kuat dan kolaborasi menyeluruh. Terutama di kawasan industri dan pemukiman padat, percepatan respons menjadi prioritas.
“Saya ini tipikal orang yang menyadari batas kemampuan manusia. Bahkan Habibie sekalipun punya keterbatasan. Karena itu, membangun lembaga harus berdasarkan kapasitas dan kerja sama tim,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya sinergi antarlembaga.
Muiz yang telah mengabdi lebih dari satu dekade di Sekretariat DPRD, menilai kepemimpinan tanpa gagasan hanya akan menghasilkan rutinitas tanpa arah.
“Pemimpin itu harus punya konsep. Kadang saya lemparkan gagasan umum, nanti jajaran teknis yang menjabarkan. Karena saya percaya, setiap staf punya potensi masing-masing,” tuturnya.
Salah satu inovasi yang tengah digagas yakni pembentukan Pos Siaga Pertolongan Cepat Tanggap berbasis kemitraan, untuk memperluas jangkauan layanan darurat di wilayah berisiko tinggi. Namun, ia mengakui perlunya dukungan sarana, prasarana, dan SDM yang memadai.
“Konsep yang baik harus diterjemahkan ke dalam pelayanan teknis yang konkret. Di situlah nilai kebijakan teruji—apakah benar-benar memberi manfaat langsung ke masyarakat atau tidak,” pungkasnya.
Dengan narasi kepemimpinan berbasis ide dan implementasi, Muiz menunjukkan bahwa birokrasi tidak harus kaku. Dan bisa juga bernapas seperti ruang akademik: berpikir, merancang, lalu bertindak.















