Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahEkonomiKementerianKota SerangNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanSosialWisata

Budaya Banten Jadi Napas Peradaban: Seminar Kebudayaan Tegaskan Identitas, Ekonomi Kreatif, dan Wisata Dunia

173
×

Budaya Banten Jadi Napas Peradaban: Seminar Kebudayaan Tegaskan Identitas, Ekonomi Kreatif, dan Wisata Dunia

Sebarkan artikel ini

SERANG, RUBRIKBANTEN – Suasana hangat menyelimuti Café Teras Bamboo, Serang, Sabtu (27/9/2025). Ratusan insan budaya, akademisi, komunitas adat, UMKM, hingga pelaku pariwisata berkumpul dalam Seminar Kebudayaan Banten yang diprakarsai oleh Banten Genius Network. Forum swadaya ini menjadi ruang penting untuk merumuskan arah baru pembangunan Banten berbasis budaya.

Dalam momentum 25 tahun perjalanan Provinsi Banten, seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama: budayawan Abah Yadi, pemerhati ekonomi budaya Bunda Yemmelia, dan penggiat pariwisata GS. Ashok Kumar. Ketiganya menegaskan bahwa pembangunan Banten tidak boleh tercerabut dari akar kebudayaan yang menjadi identitas daerah.

“Jika akar budaya kita terputus, maka arah pembangunan akan kehilangan jati diri,” tegas Abah Yadi.

Bunda Yemmelia menekankan potensi budaya sebagai sumber ekonomi baru. “Budaya bisa membuka lapangan kerja, dari kuliner tradisional, kerajinan, hingga pariwisata berbasis komunitas. Yang dibutuhkan hanyalah ruang dan dukungan,” ujarnya.

Sementara GS. Ashok Kumar menyoroti peluang wisata budaya Banten untuk mendunia. “Dunia mencari pengalaman otentik. Banten punya Baduy, Kesultanan, hingga tradisi pesisir yang bisa menjadi magnet wisata kelas dunia,” ucapnya.

Baca juga:  Resmi Dilantik! Saka Bhayangkara Cilegon Siap Cetak Generasi Muda Tangguh, Bukan Cuma Jago Main Gadget

Sembilan Rekomendasi Besar

Diskusi yang berlangsung hangat melahirkan sembilan rekomendasi utama, antara lain:

  1. Menjadikan budaya sebagai ruh pembangunan.
  2. Membentuk kelembagaan khusus kebudayaan.
  3. Mengintegrasikan kebijakan berbasis budaya ke RPJMD dan Perda.
  4. Meningkatkan alokasi anggaran kebudayaan.
  5. Melestarikan budaya lewat museum, perpustakaan, dan kampung budaya.
  6. Memperkuat pendidikan serta pelatihan kebudayaan.
  7. Menjadikan budaya basis ekonomi kreatif.
  8. Mengembangkan pariwisata berbasis budaya lokal.
  9. Membangun kolaborasi lintas sektor dan generasi.

Peserta juga mendorong pembangunan Museum Artefak Banten, revitalisasi kawasan bersejarah Banten Lama, serta pengembangan festival tradisi seperti Seba Baduy, Seren Taun, dan Ruat Laut agar lebih inklusif.

Budaya Sebagai Masa Depan

Seminar ini menegaskan bahwa budaya bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga masa depan Banten. Selain sebagai identitas, budaya diyakini mampu menggerakkan ekonomi kreatif dan memperkuat citra daerah di kancah internasional.

“Budaya Banten adalah napas kita. Jika napas ini berhenti, maka berhentilah jati diri kita,” ungkap salah seorang peserta menutup forum dengan penuh makna.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *