RUBRIKBANTEN – Bhumi ATR/BPN, platform geospasial yang dikembangkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), semakin menarik perhatian publik. Sejak diluncurkan resmi pada tahun 2012, platform ini kini menjadi primadona di kalangan masyarakat dan mendapatkan apresiasi internasional dalam forum ahli geospasial di Bali baru-baru ini.
Platform ini dirancang untuk memberikan akses data geospasial secara transparan kepada masyarakat, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan fitur peta interaktif dan alat pencarian lokasi, Bhumi ATR/BPN memungkinkan masyarakat memeriksa posisi, bentuk, dan informasi tanah mereka berdasarkan sertipikat yang dimiliki.
“Kami ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses peta dan data geospasial. Bhumi ATR/BPN juga menampilkan Zona Nilai Tanah yang sangat bermanfaat untuk mengetahui estimasi nilai tanah di suatu wilayah,” ungkap Herjon Panggabean, Direktur Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, dalam wawancara di Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2025).
Platform ini juga menjadi alat vital bagi pemerintah, profesional, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan serta tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah daerah, misalnya, memanfaatkan Bhumi ATR/BPN untuk pengelolaan pajak tanah yang lebih efisien dan akurat.
Bhumi ATR/BPN menyediakan fitur pelaporan untuk masyarakat jika terdapat ketidaksesuaian data tanah. Masyarakat dapat langsung melapor melalui platform ini atau mengunjungi Kantor Pertanahan setempat. “Kami mengimbau masyarakat yang memiliki sertipikat tanah untuk memastikan data mereka sudah ter-plotting di Bhumi ATR/BPN. Jika belum, bisa melakukan swaplotting atau melapor,” tambah Herjon.
Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna, Bhumi ATR/BPN terus disempurnakan. “Masukan dari masyarakat sangat berarti bagi kami untuk menjadikan Bhumi ATR/BPN sebagai layanan kelas dunia yang modern, transparan, dan terpercaya,” tutup Herjon. (Har/RB)
