SERANG, RUBRIKBANTEN – Trotoar di kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kota Cilegon, kembali dipenuhi tumpukan sampah. Diduga kuat, pelaku pembuangan sembarangan tersebut adalah warga dari wilayah tetangga, Kabupaten Serang.
“Ya, itu memang kebanyakan warga Kabupaten Serang yang buang sampah ke sini. Kecil kemungkinan warga dari tempat yang lebih jauh membawa sampah rumah tangga hanya untuk dibuang di sini,” ujar Rizkal Hakim, pemuda setempat, Selasa (28/5/2025).
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sempat turun tangan dan mengerahkan satu unit truk pengangkut untuk membersihkan area tersebut. Namun, tak butuh waktu lama, tumpukan sampah kembali muncul.
Meski spanduk imbauan dan ancaman sanksi dari pemerintah desa telah terpasang, kebiasaan buruk ini tak kunjung berhenti. Akibatnya, kondisi di lokasi makin memprihatinkan. Sampah membusuk, menimbulkan bau menyengat yang mengganggu kenyamanan pengendara dan pejalan kaki.
“Bau busuknya sangat mengganggu, apalagi di pagi hari. Trotoar jadi tidak nyaman karena dijadikan tempat pembuangan sampah,” keluh Rizkal.
Mayoritas sampah yang menumpuk merupakan limbah domestik. Situasi ini dinilai berbahaya karena dapat memicu berbagai penyakit akibat pencemaran lingkungan. Sampah organik menjadi sarang lalat dan tikus, yang berpotensi menyebarkan penyakit seperti diare, demam berdarah, tifus, hingga leptospirosis.
Tak hanya itu, air lindi yang merembes dari tumpukan sampah juga bisa mencemari tanah dan saluran air, memperbesar risiko penyebaran bakteri dan virus di lingkungan sekitar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan lanjutan dari pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah yang terus berulang ini. Masyarakat pun berharap adanya penindakan tegas dan solusi konkret demi kebersihan dan kesehatan bersama.
