CILEGON, RUBRIKBANTEN – Sebanyak 15 ijazah milik lulusan MAN 2 Cilegon masih belum diambil hingga saat ini. Bukan karena pihak sekolah menahan atau menagih tunggakan pembayaran, melainkan karena para siswa belum datang untuk mengambilnya, diduga karena rasa takut atau malu.
Komite MAN 2 Cilegon, Rahmatullah A.S., menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah memiliki kebijakan menahan ijazah karena tunggakan SPP. Ia justru berharap para siswa atau orang tua bisa datang langsung untuk mengambil ijazah tersebut.
“Mungkin karena anaknya takut, padahal tinggal datang ke sini atau ke MAN 2 Cilegon bawa orang tuanya, kita berikan ijazah anak tersebut,” ujar Rahmatullah.
Rahmatullah menambahkan bahwa sejak dahulu tidak pernah ada kebijakan dari lima kepala sekolah yang pernah menjabat di MAN 2 Cilegon yang membebani siswa dengan kewajiban melunasi SPP demi mengambil ijazah.
“Kami tidak akan menagih sisa pembayaran. Kami hanya ingin ada ikhtikad baik dari orang tua dan anaknya untuk datang dan menyampaikan terus terang jika memang tidak mampu,” katanya.
MAN 2 Cilegon menegaskan bahwa ijazah tetap akan diberikan tanpa syarat pelunasan. Tujuannya, agar para lulusan bisa segera melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau mulai bekerja.
“Kami ingin memotivasi anak-anak agar tetap semangat meraih masa depan. Jangan takut datang ke sekolah, karena kami akan bantu sebisanya,” tutupnya.
