CILEGON, RUBRIKBANTEN – Hasil asesmen Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) untuk 29 pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon mengungkap fakta menarik. Panitia Seleksi (Pansel) mencatat, masih ada sejumlah pejabat yang perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), terutama terkait standar pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (Diklatpim).
Ketua Pansel Rotasi Mutasi Pemkot Cilegon, Syaiful Bahri, menyebutkan bahwa asesmen ini bertujuan untuk memotret apakah pejabat, kepala OPD, maupun asisten daerah masih tepat dengan jabatan saat ini.
“Dari 29 pejabat yang ikut asesmen, ada yang kinerjanya bagus, tetapi masih ada yang harus ditingkatkan. Beberapa di antaranya belum mengikuti Diklatpim, padahal itu salah satu standar penting. Meski begitu, rekam jejak dan skor terakhir mereka tetap baik,” ungkap Syaiful.
Menurutnya, tidak sedikit pejabat yang kesulitan mengikuti Diklatpim karena harus meninggalkan kantor selama 2–3 minggu. Sebagai alternatif, ada pelatihan setingkat yang hanya berdurasi dua hari atau 20 jam kerja, dan hal ini tetap bisa memberi nilai positif.
“Jadi, ada pejabat yang meskipun belum Diklatpim, hasil asesmennya tetap bagus. Tapi secara umum, kebutuhan peningkatan SDM masih ada,” tegasnya.
Pansel juga memastikan bahwa semua masukan dari anggota tim sudah diinput dan dibahas, namun keputusan akhir mengenai rotasi maupun mutasi pejabat eselon II sepenuhnya berada di tangan Wali Kota Cilegon.
Dengan hasil asesmen ini, diharapkan pejabat yang menempati posisi strategis di Pemkot Cilegon ke depan benar-benar memiliki kompetensi, integritas, dan daya saing yang mumpuni untuk menjawab kebutuhan pelayanan publik.
