SERANG, RUBRIKBANTEN – Menjelang tutup buku tahun 2025, denyut nadi dunia pers di Provinsi Banten kian menguat. Di tengah derasnya arus disrupsi digital dan tantangan keberlanjutan media, konsolidasi media siber dan penguatan organisasi kewartawanan menjadi isu krusial. Di balik geliat tersebut, nama Lesman Bangun mencuat sebagai figur sentral yang konsisten mengawal arah dan masa depan pers Banten.
Menjabat sebagai Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Banten, Chief Officer Bangun Media Grup, sekaligus Ketua Dewan Penasehat PWI Provinsi Banten, Lesman Bangun dikenal aktif mendorong transformasi media siber agar tidak sekadar cepat, tetapi juga akurat, beretika, dan berdaya tahan secara bisnis.
Menurut Lesman, tantangan utama media saat ini bukan hanya soal kecepatan menyajikan berita, melainkan menjaga kredibilitas, profesionalisme, dan keberlanjutan usaha pers di tengah perubahan ekosistem digital yang kian kompetitif. Ia menegaskan, media siber harus tampil sebagai pilar demokrasi, bukan sekadar mesin produksi informasi.
Sebagai Ketua SMSI Banten, Lesman menempatkan pembinaan media siber sebagai agenda prioritas. Ia mendorong perusahaan pers lokal untuk tertib administrasi, mengantongi legalitas yang jelas, serta memastikan kompetensi redaksi sesuai standar Dewan Pers. Langkah ini dinilai strategis untuk menciptakan iklim pers yang sehat, profesional, dan dipercaya publik.
“Media siber harus menjadi pilar demokrasi yang kuat, bukan hanya corong informasi. Profesionalisme dan integritas adalah harga mati,” tegas Lesman dalam berbagai forum diskusi dan pertemuan organisasi media.
Di ranah korporasi, peran Lesman sebagai Chief Officer Bangun Media Grup mencerminkan komitmennya dalam mengelola media secara profesional dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara idealisme jurnalistik dan manajemen bisnis yang sehat, agar media tetap independen serta tidak mudah terseret kepentingan tertentu.
Sementara itu, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Penasehat PWI Provinsi Banten, Lesman Bangun tampil sebagai figur pemersatu sekaligus penentu arah strategis insan pers. Ia gencar mendorong peningkatan kapasitas wartawan melalui pelatihan, Uji Kompetensi Wartawan (UKW), serta penguatan pemahaman kode etik jurnalistik. Baginya, wartawan yang kompeten adalah benteng utama kepercayaan publik terhadap pers.
Dalam refleksi akhir tahun, Lesman Bangun menyoroti sejumlah tantangan serius yang masih membayangi dunia pers, mulai dari disrupsi digital, tekanan ekonomi perusahaan media, hingga maraknya informasi tidak terverifikasi yang merusak ruang publik. Ia mengajak seluruh insan pers di Banten untuk tetap solid, saling menguatkan, dan menjaga marwah profesi jurnalistik.
Lesman juga menekankan pentingnya kolaborasi sehat antara media, pemerintah, dan masyarakat, tanpa mengorbankan independensi pers. Menurutnya, sinergi yang konstruktif akan melahirkan iklim informasi yang mencerdaskan dan memperkuat demokrasi.
Menutup catatan akhir tahunnya, Lesman Bangun berharap tahun mendatang menjadi momentum kebangkitan media siber dan organisasi pers di Banten agar semakin matang, profesional, dan berdaya saing.
“Pers yang kuat lahir dari wartawan yang berintegritas dan media yang dikelola secara profesional. Itulah fondasi yang harus terus kita jaga,” pungkasnya.
