CILEGON, RUBRIKBANTEN – Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Jauharotunnaqiyyah Priuk, Faruki, menyuarakan kegelisahan para guru madrasah di Cilegon yang masih belum menerima honor untuk periode Oktober hingga Desember 2024. Dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh Lurah Sukmajaya, tokoh masyarakat, serta wali murid, Faruki menegaskan bahwa madrasah, baik formal maupun nonformal, membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah.
“Walaupun kebijakan madrasah ada di Kementerian Agama, kita semua adalah bagian dari masyarakat Cilegon. Kami meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan madrasah, baik dalam bentuk bantuan fisik maupun nonfisik,” ujarnya.
Faruki mengungkapkan bahwa kondisi madrasah saat ini sangat memprihatinkan, terutama dalam hal bangunan dan kesejahteraan guru. Ia berharap Pemda Cilegon bisa lebih serius dalam menyalurkan bantuan, termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk rehabilitasi madrasah serta peningkatan honor guru.
“Para guru madrasah sudah berjuang untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Jangan sampai kesejahteraan mereka terabaikan. Kami mohon agar honor segera dicairkan dan ada peningkatan perhatian dari Pemda,” tambahnya.
Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi wali murid dan masyarakat sekitar, dengan harapan bisa semakin mempererat solidaritas dalam memajukan pendidikan Islam di Cilegon.
